Seorang hartawan akan melangsungkan pesta pernikahan bagi anaknya.
Hartawan itu ingat bahwa ia mempunyai seorang famili miskin dan ia tidak bermaksud untuk mengundangnya, karena ia tahu famili itu tidak mungkin mampu memberi sumbangan.
Namun demi menghargai adat istiadat, ia tetap harus mengundang familinya yang miskin itu.
Hartawan itu mengirimkan kartu undangan dengan menambahkan dua kalimat di atasnya:
Jika kamu datang, berarti kamu rakus.
Jika kamu tidak datang, berarti kamu pelit.
Hartawan itu tertawa dan berkata dalam hatinya, "Hm, coba aku lihat kamu akan datang atau tidak."
Pada hari pesta pernikahan dilangsungkan, sang hartawan melihat familinya yang miskin itu datang menghadiri pesta pernikahan anaknya. Bukan saja datang, familinya yang miskin itu juga membawa amplop merah (angpao/hongbao).
Setelah mengucapkan selamat dan menyodorkan amplop merah yang dibawanya kepada sang hartawan, famili yang miskin itu berlenggang kangkung duduk dan menyantap makanan lezat yang tersaji.
Sang hartawan membuka angpao yang diterimanya, di dalamnya hanya terlihat satu lembar uang RMB 1 dolar (sekitar Rp 1.350) dengan selembar kertas bertuliskan:
Jika kamu terima, berarti kamu tamak.
Jika kamu tolak, berarti kamu menghina.
Pesan Moral:
Kita harus belajar banyak dari famili miskin itu.
Jangan cepat mengumbar amarah menghadapi setiap perlakuan tidak menyenangkan yang kita
hadapi. Terima dengan sabar dan bereaksi dengan bijaksana.
(Disadur dari artikel Mandarin “Xian Bing Xian”)
---------
Kiriman Bp. Hartono Gunawan via Blackberry
http://traditions.cultural-china.com/chinaWH/upload/upfiles/2010-03/04/traditional_chinese_wedding_dresses285983bee8dee9a9b312.jpg
No comments:
Post a Comment